Komisi B DPRD Wonosobo Minta BUMD Berperan Tangani Corona
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO- Komisi B DPRD Wonosobo bidang perekonomian dan keuangan meminta kepada BUMD untuk iktu berperan dalam menangani covid-19 atau virus corona di Wonosobo. Hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan semangat optimisme dan mengatispasi hal terburuk. “Kita minta dukungan semua pihak, termasuk BUMD untuk bersinergi membantu menangani covid 19 di Wonosobo. Utaamanya untuk melewati masa daraurat hingga 29 mei 2020,” ungkap Sekretaris Komisi B DPRD Wonosobo, Ika Sulistiya Putra Dasawarsa kemarin usai pimpin rapat komisi. Menurutnya, DPRD Wonosobo akan mendukung agar gugus tugas covid 19 bisa berjalan dengan optimal, namun harus dengan perencanan yang baik, yaitu cukup dan terukur. Perencanaan dalam masa penanganan bencana harus diawali dengan kemungkinan terburuk. Artinya anggaran itu harus cukup jika ada kemungkinan terburuk. “Kemungkinan terburuk yang bisa terjadi, krisis kesehatan dan krisis pangan. Jika melihat anggaran awal sebesar 16,9 miliar itu kurang, maka kita support,” ujarnya. Lebih lanjut dikatakan, bahwa dalam aloasi anggaran sebelumnya, untuk jaring pengaman sosial hanya Rp1 miliar, padahal setelah dilakukan penghitungan bersama dengan asumsi bahwa setiap desa terdapat 70 orang yang rentan, anggaran lebih dari itu. Baca juga Pemkot Magelang Jamin 4 Pasar Tradisional Tetap Dibuka, Siap Penuhi Kebutuhan Pokok Masyarakat “Jika dengan asumsi 70 KK angka rata rata yang rentan terkena dampak ekonomi, nilai paket sembako Rp200 ribu dikalikan seluruh desa di Wonosobo ketemunya sektiar Rp12 milyar. Itu aritnya perlu ditambah,” bebernya. Komisi B juga meminta untuk melihat peluang-peluang ekonomi yang bisa digerakkan secara bersama oleh BUMD dan juga masyrakat atau pelaku usaha kecil. Misalnya dengan memproduksi masker atau alat kesehatan. “Peluang ekonomi yang bisa digerakkan dalam situasi seperti saat ini. Yaitu produksi alat kesehatan dan masker, sebanyak-banyaknya. Kalau surplus tidak masalah, bisa dijual ke luar,” katanya. Sedangkan untuk ketahanan pangan perlu didorong untuk subsisd benih dan pupuk, sehingga petani memiliki surplus pangan sebagai cadangan. Kebutuhan beras di Wonosobo menurut Bulog mencapai 7 ribu ton pertahun. Masa krisis ini diperkirakan waktunya hampri sama dengan musim panen, maka kalau petani diberi benih mereka bisa menanam. “Dinas pertanian dan tanamana pangan harus bergerak, berikan subisidi pupuk dan benih kepada petani,” katanya. Sementara itu, untuk membantu warga Wonosobo, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) diminta untuk membantu masyarakat, dengan cara mengratiskan selama tiga bulan kedepan. Kebijakan ini sudah banyak dilakukan oleh PDAM dari kabupaten lain. “Untuk PDAM kita minta agar berikan subsisdi 3 bulan kedepan, mereka khan punya dana cadangan,” katanya. Baca Juga Ratusan Rapid Test di Kota Magelang Tinggal Tunggu Hasil Hal sama disampaikan oleh anggota Komisi B DPRD Wonosobo, Eka Gunadi, bahwa sebagian besar sumber daya memang diarahkan untuk penanganan dan pencegahan terhadap wabah virus corona yang sudah menjadi pandemi. “Kita dorong kebutuhan untuk penangan wabah itu di wonosobo, namun masyarakat harus bersatu,” katanya. Pihaknya mengaku, OPD mitra komisi B memiliki peran strategis untuk penanganan bidang ekonomi, seperti Disperdag dan Bagian Perekononomian untuk memastikan stok dan harga barang serta antisipasi inflasi. Kemudian Dispaperkan untiuk produksi bahan makanan serta BUMD dalam peranya membantu pemerintah. “Semua harus diarahkan kesana, namun harus terencana, tidak berjalan sendiri-sendiri,” pungkasnya. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: